IHSG Tertekan: Rupiah dan Data Ekonomi AS Jadi Duel Berat di Awal Tahun 2025!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3893148/original/019406200_1641196875-20220103-Pembukaan_Awal_Tahun_2022_IHSG_Menguat-5.jpg)
Beritadunia.site Hai semoga semua impianmu terwujud. Dalam Opini Ini mari kita telusuri Berita Saham yang sedang hangat diperbincangkan. Panduan Artikel Tentang Berita Saham IHSG Tertekan Rupiah dan Data Ekonomi AS Jadi Duel Berat di Awal Tahun 2025 Simak baik-baik setiap detailnya sampai beres.
Pada periode 30 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pertumbuhan yang positif. Kapitalisasi pasar bursa melesat dari Rp 12.264 triliun menjadi Rp 12.445 triliun. Rata-rata volume transaksi harian bursa meningkat sebesar 17,37 persen, mencatat 17,66 miliar lembar saham dibandingkan dengan 21,38 miliar di pekan sebelumnya.
Menurut analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan. Hal ini terlihat dari sikap pelaku pasar yang memilih untuk menunggu perkembangan risalah Federal Reserve terkait pemangkasan suku bunga. Selain itu, publikasi data PMI China yang meningkat di atas 50 menandakan adanya ekspansi, meskipun inflasi Desember 2024 sedikit menurun menjadi 0,1 persen secara tahunan.
Rilis data Jolts Jobs Openings menunjukkan peningkatan pekerjaan, namun pelaku pasar juga menantikan data nonfarm payrolls (NFP) yang dijadwalkan akan dirilis dalam waktu dekat. Meskipun demikian, nilai rata-rata transaksi harian bursa mengalami penurunan sebesar 8,45 persen menjadi Rp 9,74 triliun.
Herditya menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG. Dari pekan lalu, kapitalisasi pasar bursa mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, turun menjadi Rp 12.403 triliun. Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada rilis data neraca perdagangan dan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Pada hari perdagangan perdana di bulan Ramadan, IHSG mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level 7.435. Kenaikan ini disertai dengan peningkatan kapitalisasi pasar sebesar 1,48 persen. Meskipun sebelumnya IHSG meningkat signifikan, IHSG anjlok 1 persen pada periode 6-10 Januari 2025.
Dalam analisisnya, Herditya menekankan bahwa kenaikan IHSG yang terpantau pekan lalu adalah 1,82 persen, dipicu oleh penguatan dolar AS terhadap rupiah, yang diperpengaruhi oleh berita-berita dari China dan data pekerja di AS. Di sisi lain, IHSG dibuka pada level 6.366 poin di bursa saham tahun 2018, melonjak 11 poin dibandingkan hari sebelumnya.
Kinerja pasar saham pada akhir tahun sebelumnya menunjukkan bahwa IHSG mencatat hasil positif meskipun hanya dalam tiga hari perdagangan karena libur Natal dan cuti bersama. Kapitalisasi pasar bursa juga meningkat sebesar 0,60 persen, mencapai Rp 12.264 triliun.
Peningkatan terbesar terjadi pada volume transaksi harian yang melonjak 27,15 persen, mencapai 24,40 miliar saham dari 19,19 miliar saham. Sektor-sektor seperti energi, bahan dasar, dan industri menunjukkan tren penguatan yang signifikan. Analis Wahyu Laksono dari Traderindo.com menyatakan bahwa dalam pekan ini, IHSG diperkirakan tidak akan banyak terpengaruh oleh sentimen signifikan, meskipun dampak negatif global masih terasa.
- Mengulas Peran Nova Ariyanto dan Indra Sjafri, Siapa Paling Pantas Memimpin Timnas Indonesia di Piala AFF 2024?
- Kisah Bayu Sutha, Bek Hebat yang Pilih Jalan Berbeda setelah Gantung Sepatu: Ambil Lisensi di Dunia Pariwisata
- Wih, Prediksi Hamka Hamzah Bahwa Final Piala Presiden 2024 Bakal Jadi Arema FC Vs Borneo FC Terbukti Tepat
Itulah pembahasan mengenai ihsg tertekan rupiah dan data ekonomi as jadi duel berat di awal tahun 2025 yang sudah saya paparkan dalam berita saham Siapa tau ini jadi manfaat untuk kalian tetap semangat berkolaborasi dan utamakan kesehatan keluarga. Bantu sebarkan pesan ini dengan membagikannya. jangan lewatkan artikel lain di bawah ini.
✦ Tanya AI